PENDAMPINGAN MANAJEMEN ISO SMK NEGERI 1 MAUMERE

Berikut ini kegiatan pendampingan Sistem Manejemn ISO 9001:2008 SMK Negeri 1 Maumere. Yang bertindak sebagai pendamping adalah SMK Negeri 1 Kupang

This slideshow requires JavaScript.

TRAINING BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN DYNED COURSEWARE

Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris di Kabupaten Sikka, maka Saat ini sedang dilaksanakan Diklat Bahasa Inggris dengan menggunakan Dyned Courseware, oleh Higher Learning International. Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 08 Mei s/d 11 Mei 2012. English Learning Course ini telah dibuka oleh Kepala Bidang Pengajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka Maria Ance Eting, S.Pd, M.Pd. Kegiatan pelatihan ini diprakarsai ole 3 sekolah SMA/SMK di Kabupaten Sikka yakni : SMA Negeri 2 Maumere, SMK Negeri 1 Maumere dan SMA Yohanes Paulus II Maumere. Pelatihan ini berlangsung Di Laboratorium Bahasa Inggris SMA Yohanes Paulus II Maumere. Adapun peserta pelatihan terdiri dari 29 orang peserta. Sistem Pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan Sistem CALL ( Computer-Assisted Language Learning). dengan memanfaatkan IT, maka kelemahan guru dalam pembelajaran dapat diatasi. Kelemahan pembelajaran Bahasa Inggris tradisional adalah, Text Focus, Reading, Vocabulary, Translation, dan Grammar rules.Teacher Focus, Teacher as Expert, Teacher as the only speaker, One size fits all aproach. sehingga hasil yang diperoleh dengan sistem tradisional adalah Deaf & Mute English. Untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan melakukan praktek (Practice) dengan sistem CALL. Ada 4 urutan keahlian natural dalam mempelajari Bahasa ((the Natural 4 Skills Path) adalah Listening, Speaking, Reading dan writing. Menurut salah satu penelitian yang dilakukan di Amerika apabila reading dan writing diperkenalkan kepada siswa terlebih dahulu maka akan menghambat kemampuan listening. Pendekatan awal yang harus dilakukan adalah Listening sehingga akan memperkuat kemampuan reading dan writing. Kemampuan Listening membutuhkan proses yang lebih cepat sehingga harus terus menerus diasa, sedangkan writing dan reading prosesnya lebih lambat, sehingga kalau pendekatan awal yang diberikan kepada siswa melalui writing dan reading maka jelas akan menghambat kemampuan Listening.

PERANAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Secara kuantitatif  Multimedia Interaktif (MMI), mampu memberikan transfer informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan pengunaan media tunggal. Namun pertanyaannya apakah secara kualitatif MMI bisa menghasilkan pembelajaran yang lebih baik, dalam arti pembelajaran yang bermakna (meaningfull) ?. Yang penulis maksud dengan pembelajaran yang bermakna bukan hanya melihat tingkat retensi (daya ingat), tetapi sampai pada tingkat pemahaman tentang materi pembelajaran.  Menurut Richard E. Mayer (2009:24) memahami merupakan kemampuan untuk menggunakan materi tersaji dalam situasi baru. Sehingga untuk mengukur prestasi siswa dalam pembelajaran yang bermakna adalah mengkur kinerja pada tingkat retensi dan kinerja pada tingkat transfrer.
Ada 4 (empat) alasan mengapa  MMI dapat  meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu :
  1. MMI dapat membuat pembelajaran lebih aktif, yakni mampu meningkatkan aktivitas kognitif siswa, bukan hanya aktivitas fisik saja. Aktivitas kognitif  adalah aktivitas otak untuk bernalar menggunakan MMI tersebut. Sampai pada suatu tingkat dimana siswa mampu utntuk memecahkan masalah yang dihadapi pada kondisi yang berbeda. Riset-riset tentang pembelajaran menunjukkan prestasi siswa bisa ditingkatkan melalui pembelajaran yang merangsang aktivitas kognitif siswa selama pembelajaran dari pada aktvitas perilaku fisik siswa dalam pembelajaran.
  2. MMI mampu memberikan bimbingan kognitif dan bertindak sebagai komunikator. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dari MMI bukan hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga memberikan bimbingan bagaimana memproses informasi yang disajikan, yakni menentukan apa yang harus diberi perhatian, bagiamana menghubungkan dengan pengetahuan yang terdahulu. Dalam hal ini multimedia sebagai sense-making guide, yaitu alat bantu bagi konstruksi pengetahuan. Konstruksi pengetahuan memberi lebih banyak konsepsi yang berguna bagi pembelajaran dan membantu siswa memahami dan menggunakan apa yang telah mereka pelajari.
  3. MMI memberikan stimulus dalam 2 saluran sensorik yakni auditorial (verbal) dan saluran visual. Menurut teori belajar pembelajaran yang menggunakan 2 saluran sensorik otak lebih mampu untuk meningkatkan pemahaman siswa daripada hanya 1 saluran sensorik saja. Tingkat pemahaman siswa akan terbentuk apabila ia mampu menghubungkan dan menampilkan hubungan sebab akibat antara apa yang ada di saluran auditorial dengan apa yang diproses pada saluran visual. Sehingga MMI mempunyai potensi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam daripada hanya menggunakan media tunggal.
  4. MMI meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Menurut Menurut Richard E. Mayer (2009:111) tingkat pemahaman siswa yang diajarkan menggunakan MMI dan menggunakan verbal atau teks saja. siswa yang belajar dengan kata-kata (verbal) dan gambar (visual) atau dengan menggunakan Multimedia Interaktif  akan menghasilkan lebih banyak jawaban kreatif  atas pertanyaan-pertanyaan dari pada siswa yang belajar menggunakan kata-kata saja atau  ceramah saja,  artinya bahwa MMI  dapat menghasilkan 89% lebih banyak solusi kreatif daripada siswa yang belajar dengan kata-kata saja (E Mayers, Richard, 2009 : 112)